SUARA TASIKMALAYA – Meninggal tapi masih punya hutang puasa, bagaimana hukumnya?
Banyak golongan muslim yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa wajib, dengan udzur tertentu.
Dalam hal ini, puasa yang tidak dilakukan tersebut menjadi hutang puasa. Hutang puasa atau Qadha puasa ini wajib hukumnya untuk dibayar dan digantikan.
Akan tetapi, bagaimana hukumnya jika seorang umat muslim yang sudah meninggal masih memiliki hutang puasa wajib yang belum di Qadha?.
Baca Juga:Bolehkan Menggabungkan Niat Puasa Qadha dan Puasa Syawal Secara Bersamaan? Simak penjelasannya!
Perihal ini, Rasulullah SAW mengatakan, bagi umat Islam yang sudah meninggal dan masih memiliki hutang puasa, maka hutang puasa tersebut harus dilakukan oleh walinya.
Wali di sini, ialah mereka yang merupakan keluarganya, kerabatnya, anak-anaknya, hingga istri atau suami dari orang yang sudah meninggal tersebut.
Adapun puasa wajib yang boleh diqadha hanyalah puasa Nazar, sedangkan untuk hutang puasa Ramadhan, cukup dengan membayar fidyah.
Sebab hutang kepada Allah (dalam puasa Nazar) itu lebih berhak untuk dibayar, dibanding puasa Ramadhan yang udzurnya bersifat syar’i.
Membayar fidyah ini dapat dilakukan dengan memeberikan satu kali makan, untuk satu fakir miskin dalam sehari. (*)