SuaraTasikmalaya.id – Menanggapi isu polemik pembatalan Piala Dunia U20 di Indonesia, pakar hukum tata negara, Refly Harun mencium adanya kepentingan politik dari Erick Thohir.
"Erick Thohir ngotot menjadi Ketua Umum PSSI di tengah kesibukannya menjadi Menteri BUMN, dan upaya dia untuk maju dalam kontestasi perhelatan Pilpres ke depan, baik sebagai capres atau calon wakil presiden," ujar Refly Harun, dalam kanal Youtube pribadinya, dilihat Minggu (2/4/2023).
Refly Harun juga menilai bahwa ajang Piala Dunia U20 adalah media efektif untuk meningkatkan elektabilitasi suara Erick Thohir.
"Dan perhelatan usia 20 adalah salah satu wahana atau sarana untuk mendongkrak elektabilitas dan popularitas, karena pasti akan ditonton banyak mata di republik ini," ungkap Refly Harun.
Meski demikian, manuver politik meraih suara kaum milenial melalui penyelenggaraan Piala Dunia U20 dinilai gagal.
"Tapi ketika dia merestui Erick Thohir menjadi Ketua Umum PSSI, kentara betul ada langkah-langkah politik yang sedang dijalankan yaitu untuk menunggangi perhelatan U-20 ini, untuk menarik kaum milenial, ternyata gagal total," lanjut Refly Harun.
Selain menyoroti manuver politik Erick Thohir, Refly Harun juga menyoroti soal pernyataan Presiden Jokowi yang tidak konsisten. Hal ini terkait dengan pernyataan Jokowi yang mengatakan bahwa jangan campur adukkan olahraga dengan politik.
Refly Harus menilai bahwa pernyataan tersebut tidak konsisten lantaran dirinya merestui Erick Thohir yang adalah Menteri BUMN menjadi Ketua Umum PSSI. (*)
Baca Juga:Zhang Zhenyuan TNT Raih Penghargaan dari Akademi Drama Pusat, Selamat!