SuaraTasikmalaya.id - Piala Dunia U20 2023 dalam beberapa hari ini masih menjadi topik yang mencuat di dunia, diAasia Tenggara terutama di Indonesia. Berikut ada 9 fakta menarik tentang Piala Dunia junior itu.
Piala Dunia U-20 2023 sedianya adalah Piala Dunia U-20 2021, namun karena pandemik Covid-19 dimajukan menjadi tahun 2023.
Piala Dunia U-20 digelar dua tahun sekali dan sudah 22 kali digelar.
Di tengah kekecewaan publik Indonesia yang batal menjadi tuan rumah dan waktu yang singkat FIFA mencari penggantinya, berikut 11 fakta menarik seputar Piala Dunia U20 dilansir SuaraTasikmalaya, 2 April 2023 dari en.goalstudio.com dan berbagai sumber ainnya.
Baca Juga:4 Cara Mendapatkan Ampunan dari Allah dengan Puasa Ramadhan Menurut Ustadz Adi Hidayat
1. Piala Dunia U-20 pertama diselenggarakan di Tunisia
Pada tahun 1970-an, seorang eksekutif FIFA bernama Harry Cavan bertujuan untuk memperluas sepak bola ke negara-negara berkembang dalam upaya memberikan kompetisi ekstra dalam olahraga tersebut.
Saat itu dia dan FIFA hampir selesai menyelesaikan pekerjaan Kejuaraan Pemuda Dunia FIFA (berganti nama menjadi Piala Dunia FIFA U-20) dan hanya membutuhkan negara tuan rumah untuk edisi perdananya.
Tahun tersebut di Afrika utara, negara berkembang Tunisia menunjukan performa luar biasa di beberapa turnamen Piala Afrika. Inilah kemudian Piala Dunia U-20 pertama diadakan di Tunisia pada tahun 1977.
2. Ada dua prestasi luar biasa dari Piala Dunia U20 1977.
Piala Dunia U-20 pertama dimenangkan oleh Uni Soviet setelah di final mengalahkan Meksiko di final yang mendebarkan di Tunisia,.
Kemenangan negara yang kini berubah menjadi Rusia itu ditentukan dalam adu penalti. Adu penalti itu sendiri tidak hanya menetapkan penghargaan sebagai adu penalti Piala Dunia U-20 yang pertama, tetapi juga yang terlama di turnamen tersebut.
Uni Soviet mengalahkan Meksiko dengan kemenangan mendebarkan 9-8.
3. Kolombia memegang Penghargaan FIFA Fair Play terbanyak.
Piala Dunia U-20 telah memberikan Penghargaan Fair Play sejak dimulainya turnamen pada tahun 1977. Penghargaan tersebut diberikan kepada tim dengan rekor fair play terbaik, yang sebelumnya ditetapkan oleh pejabat FIFA. Kolombia-lah yang unggul dalam kategori ini,
Kolombia memenangkan tiga rekor FIFA Fair Play Awards. Bonus tambahannya adalah mereka satu-satunya negara yang memenangkan Fair Play Awards berturut-turut (2003, 2005).
Di negara yang terkenal dengan permainan keras, menakjubkan bahwa tim U-20 mereka telah menghasilkan tim yang Fair Play.
4. Enam juara bertahan berturut-turut gagal lolos ke Piala Dunia FIFA U-20 berikutnya.
Tren terbaru dalam sejarah Piala Dunia FIFA U-20 adalah kegagalan juara bertahan untuk lolos ke turnamen berikutnya.
Itu dimulai setelah kemenangan Piala Dunia FIFA U-20 Argentina di Kanada 2007, gagal lolos ke Mesir 2009. Pemenang satu kali seperti Ghana (2009), Prancis (2013), dan Inggris (2017) gagal meniru momen sesaat mereka sukses.
Pemenang berkali-kali seperti Brasil (2011) dan Serbia (2015) juga akan gagal ke Piala Dunia itu
5. Erling Håland dari Norwegia memegang rekor gol terbanyak yang dicetak dalam satu pertandingan Piala Dunia FIFA U-20.
Pada tanggal 30 Mei 2019, pertarungan yang seharusnya seimbang antara Norwegia dan Honduras berakhir dengan gol 12-0.
Pemain bernama Erling Håland mencetak rekor 9 gol. Namun kemudian ternyata hanya 9 gol itu yang dicetak Håland di turnamen tersebut, karena dia gagal mencetak gol di pertandingan sebelumnya dan negaranya tersingkir dari kompetisi.
6. Tiga negara telah maju ke empat tim final Piala Dunia FIFA U-20, namun belum pernah berpartisipasi di Piala Dunia FIFA.
Perlu dicatat bahwa Piala Dunia U-20 FIFA kemungkinan akan berfungsi sebagai platform untuk bagaimana kinerja suatu negara dalam beberapa tahun mendatang. Tapi belum ada korelasi besar yang menunjukkan kasus seperti itu, dan bentuk negara tertentu dalam kompetisi ini telah menjadi bukti nyata akan hal itu. Misalnya, negara Mali dua kali finis ketiga di Piala Dunia FIFA U-20 (1999, 2015) meski tidak pernah lolos ke Piala Dunia. Dua negara, Qatar (pada 1981) dan Venezuela (pada 2017), melaju ke Final Piala Dunia FIFA U-20 sebelum akhirnya kalah.
7. Javier Saviola (dari Argentina) memegang rekor gol terbanyak dalam satu turnamen FIFA U-20 World Cup.
Seorang pemain yang mencetak lebih dari sepuluh gol dalam satu Piala Dunia bukanlah hal yang mustahil, tetapi lebih dari tidak mungkin. Dengan demikian, ada dua pemain yang telah mencapai prestasi itu. Yang pertama adalah Adaílton dari Brasil, yang mencetak sepuluh gol di Malaysia 1997 dalam perjalanan ke Brasil tersingkir di perempat final tahun itu. Tapi pria terbaik saat ini memang Javier Saviola, yang sebelas golnya pada tahun 2001 mendorongnya menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa Piala Dunia U-20 dalam satu turnamen.
8. Argentina memiliki rentang kesuksesan terbaik di Piala Dunia U-20 FIFA, memenangkan 5 dari 7 dari 1995 hingga 2007.
Kesuksesan Argentina sebagai negara dengan kemenangan Piala Dunia FIFA U-20 terbanyak dapat dikaitkan dengan kejayaan yang mereka raih dalam kurun waktu 1995 hingga 2007. Kemenangan kejuaraan mereka pada tahun 1995 dan 1997 terkenal karena ciri-ciri luar biasa masing-masing: tidak kebobolan gol dalam pertandingan tersebut. babak sistem gugur '95 dan sekaligus memenangkan Fair Play Award di '97. Kejuaraan mereka yang berdiri sendiri pada tahun 2001 dan gelar back-to-back pada tahun 2005 dan 2007 terutama dapat dikaitkan dengan penampilan individu penyerang Argentina Javier Saviola, Lionel Messi, dan Sergio Aguero (semuanya akan memenangkan Bola Emas).
9. Piala Dunia U-20 sudah beberapa kali dipindahkan.
Terkadang, hal-hal tidak seharusnya terjadi, terjadi juga.
Nigeria telah menjadi korban pepatah itu lebih dari sekali, bermaksud menjadi tuan rumah Piala Dunia U20, beberapa kali tidak pernah bisa mewujudkannya.
Nigeria tahun 1989 menerjunkan pemain di atas usia membuat mereka kehilangan hak tuan rumah yang mereka peroleh pada 1991, yang kemudian jatuh ke tangan Portugal.
Wabah meningitis di seluruh Nigeria pada tahun 1995 memaksa FIFA untuk memindahkan Piala Dunia muda tahun itu ke Qatar.
Beberapa turnamen juga telah diatur ulang karena perselisihan internal di dalam negara tuan rumah.
Perang Yugoslavia mencegah Yugoslavia menjadi tuan rumah Kejuaraan tahun 1993, yang hak tuan rumahnya malah jatuh ke Australia.
Edisi 2003 dimaksudkan untuk diadakan di Irak tetapi dipindahkan ke Uni Emirat Arab setelah dimulainya Perang Irak.
Kini yang terbaru, Piala Dunia U20 yang sejarusnya diselengarakan di Indonesia juga dibatalkan.
FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 usai terjadi penolakan terhadap keikutsertaan Timnas Israel.
Puncaknya gubenur Bali, salah satu tempat pertandingan Piala Dunia tersebut secara tertulis menolak kehadiran tim Israel. Indonesia juga belum pulih dari tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang.
Sebagai gantinya FIFA kemungkinan besar menunjuk Argentina.
Negara ini menambah angka keikutsertaan terbanyak di ajang tersebut dan bukan tak mungkin menjadi juara meski sempat gagal di babak kualifikasi.
Faktor tuan rumah dan semangat juara Dunia 2022 Qatar bisa membuat tim muda Tango kembali berjaya di dunia. (*)