SuaraTasikmalaya.id-Tak banyak orang yang berani keluar jadi PNS lantas berwirausaha. Tapi tidak demikian dengan H Nani Murniati, pemilik usaha wajit Linggar Sari di Kecamatan Ciamis. Karena ingin meneruskan usaha warisan orangtuanya yang dirintis sejak tahun 1970-an Nani rela tak menerima gaji lagi dari negara.
Sebenarnya usaha wajit Lingar Sari dirintis Eso, ayah kandung Hj Nani di Jakarta. Usaha tersebut sempat mati. Karena ingin pulang kampung ke Ciamis, Eso mulai lagi membangun usaha wajitnya di kampung halaman. Waktu itu Nani pada tahun 1980 diangkat jadi PNS.
Tapi tahun 1981 Nani mengundurkan diri jadi PNS. Orangtuanyalah yang meminta dia berhenti. Rupanya Eso ingin anaknya tersebut meneruskan usaha keluarga.
“Usaha ini amanat bapak, sebab setelah beliau meminta saya berhenti jadi PNS dan meneruskan usaha beliau meninggal,” kata Nani mengenang. Tapi pi tak mudah meneruskan usaha itu. Lain tangan lain hasil. Maksudnya di tangan Nani usaha keluarga bangkrut.
Baca Juga:Kapolri Mutasi 473 Personel Termasuk Tujuh Kapolda, Berikut Daftarnya
Itu terjadi pada tahun 1982. Kendalanya adalah modal. Maka usaha keluarga itu sempat vakum selama empat tahun. Tapi Nani tak pernah menyerah, pada tahun 1987 usahanya mulai bangkit lagi dengan modal Rp 10 juta.
Dia pun mulai mempelajari pasar. Wajit yang tadinya dikemas biasa-biasa saja, kini mulai kemasanya dipercantik. Resepnya masih dipertahankan. Seiring waktu usaha Nani makin berkembang, wajit tersebut tak hanya dipasarkan di Ciamis saja tapi dipasarkan ke luar kota sepeti Bandung, Jakarta, Cirebon, Kuningan, Surabaya, Riau, Balikpapan, dan kota lain.
Masa krisis ekonomi tahun 1998 usaha wajit Linggar Sari tetap eksis. Bahkan omzetnya bertambah. Pesanan pun berdatangan. “Saya tak merasakan dampak krisis, justru pesanan bertambah,” katanya.
Namun pada tahun tahun 2001 sampai 2003 perusahan ini sempat terseo-seok. Alasannya karena kekurangan bahan baku. Dan perusahaan Linggar sari terbelit hutang sekitar Rp 400 juta. Tapi Nani tak menyerah sekuat tenaga dia mencari solusi untuk menyehatka perusahaan. Dan pada tahun 2008 hutang tersebut bisa bayar.
“Usaha itu pasang surut, rugi wajar. Asal kita mau bangkit dari kerugian itu,” katanya. Lolos dari masalah justru mendapat berkah perusahaan Linggar Sari tak hanya memproduksi wajit. Makanan khas Ciamis sepeti koya, semprong diproduski sesuai pesanan.
Baca Juga:4 Cara Efektif Menggunakan Hero Jenis Assassin di Game Mobile Legends
Perusahaan Linggar Sari kini memiliki 3 pabrik, yakni pabrik kue koya, pabrik kue semprong dan pabrik wajit. Yang mengelolanya adalah putra Hj Nani. Di tangan anak-anak tersebut, usaha Linggar Sari berkembang pesat. bahkan omzetnya saat lebaran naik 200 persen.
“Ya Alhamdulilah saya bisa berbagi kepada sesama, ana anak saya sudah naik haji semuanya dan saya bisa memperkejakan karyawan,” katanya. (**)