SuaraTasikmalaya.id - Manchester United digunduli Liverpool 7 gol tanpa balas di Anfield, Senin dini hari (6/3/23). Menjadi margin kekalahan terbesar yang diderita MU dari rival abadinya itu sepanjang sejarah.
Padahal manajer Erik ten Hag sudah menurunkan para pemain andalan favoritnya. Pemain-pemain yang selalu jadi pilihan utama pelatih asal Belanda tersebut.
Namun seperti diketahui, hasilnya sangat menyedihkan. Para pemain kepercayaan Ten Hag ‘mengkhianati’ bosnya.
Mereka bermain tak seperti biasanya, taktikal dan kompak.
Saat lawan Liverpool kemarin, anak asuh Ten Hag tampil bagai anak SSB baru belajar menendang bola. Paling parah babak kedua, 6 gol bersarang dengan mudahnya ke gawang David de Gea.
Setidaknya ada 7 pemain yang ‘mengkhianati’ kepercayaan Erik ten Hag saat bersua Liverpool. Yaitu:
David de Gea
Pekan kemarin kiper Spanyol ini baru saja mencetak rekor sebagai pemegang clean sheet terbanyak untuk MU, 181 kali. Melampaui rekor lama milik Peter Schmeichel.
Selang seminggu kemudian, rekor itu seperti tak berguna. De Gea entah kenapa kehilangan refleks ajaibnya saat dibantai The Reds.
Baca Juga:Culik dan Aniaya Dosen Poltekkes, 7 Mahasiswa di Pontianak Ditangkap Polisi
Striker jangkung ini selalu jadi starter sejak dirinya dipinjam dari Besiktas. Ten Hag suka dengan gaya main Weghorst sebagai pemantul bola dan pengecoh bek lawan.
Lawan Liverpool kemarin dia dijadikan penopang Marcus Rashford di depan. Sayangnya, sepanjang laga dia menghilang.
Dalot selalu jadi pilihan pertama Ten Hag di posisi bek kanan. Padahal di situ juga ada Aaron Wan-Bissaka yang belakangan tampil konsisten.
Entah kenapa Dalot yang dipilih. Bek asal Portugal itu dibuat kewalahan oleh Andy Robertson di bek sayap kiri Liverpool dan lincahnya pergerakan Darwin Nunez.
Licha, panggilan akrabnya, bermain dengan ‘warna pink’ saat bersua Liverpool. Pemain berjuluk ‘Sang Penjagal’ ini seolah kehilangan kebrutalannya menghadapi Mo Salah.
Berkali-kali bek Argentina itu digocek Salah di sisi kiri pertahanan MU. Tak heran Licha kemudian diganti oleh Tyrell Malacia.
Licha dan Shaw adalah paduan serasi bek tengah kiri dan bek sayap kiri. Keduanya punya kaki kiri dominan.
Pergerakan ajaib Shaw seolah musnah ditiup angin ketika lawan Liverpool. Kerjasamanya dengan Licha juga berantakan.
Julukan “The Tank” alias tank baja jadi tak sinkron kala dibantai Liverpool. Fungsinya sebagai benteng kokoh di depan bek tengah jadi lembek mirip tahu.
Saat skor sudah 0-5, dia diganti Scott McTominay. Setali tiga uang, sang pengganti pun tak becus. MU kebobolan dua gol lagi.
Antony
Usai laga, Antony yang paling banyak menuai kritik pedas dari jurnalis bola. Winger Brasil itu dinilai tak becus main bola, cuma doyan menendang kaki lawan.
Momen ketika dia menebas Robertson hampir menyulut perkelahian antar pemain. Sungguh memalukan.
Sebagai kapten tim, Bruno malah jadi personil paling pesakitan kala digunduli The Reds. Tak ada kepemimpinan penuh wibawa seperti biasanya.
Bruno tertangkap kamera sering ngomel-ngomel sendiri, mengeluh tak karuan, dan tak biasanya lebih banyak diam ketimbang menyemangati rekan-rekannya.
Dari segi permainan juga parah abis. Jadi winger kanan, Bruno kalah adu fisik dari Robertson dan Jordan Henderson.
Operan-operannya tak akurat dan bola-bola magic ciri khasnya juga tak muncul. Nol besar buat sang kapten! (*)