SuaraTasikmalaya.id - Pasca pernyataan Erick Thohir agar pemain naturalisasi bisa main merata di banyak klub Indonesia, namun dibatasi, mendapatkan reaksi dari para pemain naturalisasi.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengungkapkan agar klub-klub bisa mengontrak pemain naturalisasi, namun tetap dibatasi jumlahnya.
Hal itu sesuai pula dengan usulan-usulan di Sarasehan Sepakbola Nasional pada Sabtu, 4 Maret 2023 di Surabaya.
Rencana regulasi pemain yang beredar saat ini menyebutkan kuota pemain asing akan ditambah menjadi 4 + 1 atau 4 Asing lain plus 1 asing Asean.
Baca Juga:Waduh! Penempatan Pelamar PPPK Guru Prioritas 1 Dibatalkan, Ini Sebabnya
Namun yang dipandang aneh para pemain naturalisasi yakni rencana aturan setiap klub maksimal 2 pemain naturalisasi.
Reaksi heran ditunjukan pemain naturalisasi Borneo FC Stefano Lilipaly.
Pano mengunggah rencana aturan itu di story instagramnya.
Ia merasa heran, jika bermain di klub ia dan pemain naturalisasi lainnya akan dikategorikan sebagai pemain naturalisasi. Namun saat bermain untuk Timnas Indonesia disebut WNI.
"Kalau main untuk Timnas kita orang Indonesia. Saat main di Liga kita orang Naturalisasi," tulis mantan pemain Bali United itu, Senin, 6 Maret 2023.
Baca Juga:Inilah Nama dan Format Liga 1 2024 yang Disetujui 18 Klub
Reaksi senada diungkapkan para pemain naturalisasi Persiib Bandung Marc Klok dan Victor Igbonefo.
Lewat instagram pribadinya mereka juga merasa aneh dan heran dengan rencana regulasi tersebut.
Victor Igbonefo bereaksi yang sama dengan Fano.
"Kalau main di Timnas WNI, kalau main the club naturalisasi," kata Victor dengan emoji jempol bagus.
Marc Klok lebih keras.
Ia mengatakan dirinya dan rekan-rekan lainnya adalah WNI dan semua WNI seharusnya memiliki hak yang sama.
"Namun kami merasa peraturan tersebut mendeskriminasi kami sebagai warga negara naturalisasi," ujar Klok.
Kata Klok, mereka memilih Indonesia karena mencintai negara ini dan berkomitmen untuk menjadi bagian dari komunitas sepakbola Indonesia.
"Kami harap Liga yang ramah bagi semua pemain, terlepas dari asal mereka dan latar belakang mereka," tegas Klok.
Hem, bagaimana ini Pak Erick? (*)