SuaraTasikmalaya-Persahabatan Dedi Mulyadi dengan komdedian Sule sudah bukan rahasia umum lagi. Sejak menjelang Pilgub 2018 Dedfi dan Sule kerap bareng sosialisasi ke pelosok Jawa Barat.
Karena kedekatannya itu sejumlah netizen termasuk para pengamat memperdiksi jika Sule dan Dedi Mulyadi bersatu di Pilgub Jawa Barat akan menjadi kekuatan besar. Peluang mereka untuk mengalahkan incumbent Ridwan Kamil sangat terbuka.
Apalagi dalam lima tahun terakhir ini Dedi Mulyadi gencar eksis di media sosial. Dedi Mulyadi menyadari bahwa peranan media sosial sangat besar untuk mempengaruhi pemilih.
Sebaliknya Sule sudah sangat popluler. Apalagi pemilih Jawa Barat itu tidak rasional maksudnya asal kenal saja. Lihat saja seumlah artis yang terjun ke dunia politik pasti bakal mendulang suara yang sangat signifikan.
Baca Juga:Dedi Mulyadi-Anne Ratna Mau Bercerai, Sejumlah Artis Malah Puji Kang DM Setinggi Langit
Figur arits bakal jadi vote gater di
Dosen Fisip Unpar sekaligus seorang pengamat politik, Leo Agustino dalam diskusi publik yang digelar di Cafe Centropunto, Jalan Trunojoyo no 58 beberapa waktu lalu mengatakan calon Wakil Gubernur yang masuk dalam daftar pencalonan, yakni hadirnya nama Sutisna alias Sule.
Menurut Leo, nama Sule hadir atas banyaknya suara dari survei yang dilakukan karena pertimbangan sederhana, yakni sebagai publik figur yang memiliki banyak pecintanya.
"Sebetulnya bukan hanya Sule, tapi ada Umuh Muchtar pun masuk dalam daftar calon wakil dan dia pun memiliki pengikut yang cukup besar," katanya.
Atas dasar itulah, dia dicalonkan menjadi calon wakil gubernur," kata Leo
Leo mengakui, sosok Sule memang belum ada kemampuan di pemerintahan atau aparatur dirinya tidak memiliki.
Tetapi, Leo menjelaskan bahwa yang namanya konteks politik tidak melulu membicarakan pelayanan publik melainkan bagaimana dapat mendulang suara terlebih dahulu.
"Sebab, yang mengatur nantinya kan gubernurnya. Sama halnya seperti kasus Aher (Ahmad Heryawan) yang menggandeng Demiz (Deddy Mizwar). Dan yang menjadi pelayan publiknya kan Aher, sedangkan Demiz sebagai vote getter. Intinya, bagi patpol yang sudah kehilangan akal, pantas saja memilih bukan yang miliki kapasitas, kompetensi, kapabilitas, untuk masuk calon politik," jelas dia.
Politik, ujar dia, yakni bagaimana caranya untuk terlebih dahulu dapat menang, caranyanya yakni mencari publik pigur yang pecintanya banyak.
"Jadi, paling kuat itu nama Sule dibanding lainnya. Saya lihat kenapa harus Sule? Sebab, partai di Indonesia bukan partai kader, yang melahirkan kader terpilih melainkan membuka diri terhadap orang luar," ucapnya. (ff)